Kenapa harus lestarikan buku? Karena buku adalah sumber utama pengetahuan. Apalagi kalo buku-buku itu berisi sumber informasi berharga dari negeri ini. Bayangin! masa partitur asli dari lagu Bengawan Solo malah ada di salah satu perpustakaan Universitas di Jerman sana. Padahal kalo diliat dari nilai historis dan informasinya mahal banget bukan? Dan yang pasti menurut saya sih harusnya gak bisa dinilai sama uang loh.
Emang cuma buku aja yah? Ya nggak sih. Masih banyak kok sumber-sumber informasi berharga dan bersejarah lainnya yang emang udah kewajiban kita semua buat melestarikan. Tapi kalo buku aja gak bisa kita jaga dan kita pelihara. Gimana sama benda yang lebih besar.
Sebenarnya, ini semua ada hubungannya sama mata kuliah saya tadi. Nama mata kuliahnya Preservasi dan konservasi. Mata kuliah yang satu ini termasuk favorit saya, karena disamping dosen yang ngajar baiiiikkk bangeeettt nget ngeett.. mata kuliahnya asik (ya iyalah, kalo nggak asik ngapain suka -.-). Disini kami belajar merawat dan memperbaiki sumber-sumber informasi yang ada bahkan udah rusak parah sekalipun. Tapi, sejauh ini sih saya baru belajar tentang jenis-jenis kerusakan sumber informasi. Dan tadi kami praktek langsung terjun kelapangan untuk Survei Jenis Kerusakan Bahan Pustaka. Cara kerjanya, satu kelompok dibagi jadi 4 orang. Dan setiap orang di satu kelompok tersebut mensurvei 10 bahan pustaka dari segi kertas, jahitannya, covernya, apakah buku tersebut terkena serangan serangga seperti kutu, jamur, dan bahkan kami juga mengukur tingkat keasaman, kelembapan, serta cahaya yang di terima si buku tersebut loh.
berikut foto-fotonya ;)
Dan Bu Tamara (dosen preservasi dan konservasi kami) pernah cerita bahwa seorang peneliti meneliti penyakit pest yang jadi wabah Djakarta di tahun 1920-an dulu lewat kertas-kertas di buku yang pernah ada di tahun segitu loh! Jadi hehe, dari pada kuliah terus kena penyakit pest, mending jaga-jaga deh.